Kunjungi Toko Online Kami

==========KONSULTASI=========


CARA PEMESANAN

CARA PEMESANAN

Sabtu, 07 Juni 2008

Pasak Bumi

TAZAKKA KAPSUL HERBAL:
PASAK BUMI

HARGA: RP 25.000,-
Isi: 80 Kapsul
No. Sertifikat Halal MUI:
1636072001 (kapsul)
Izin Depkes RI:
P.IRT No. 313331105058






Khasiat:
Meningkatkan kemampuan seksual dan mengatasi impotensi, tonikum bagi ibu-ibu yang baru melahirkan, pengobatan pembekakan kelenjar, demam, disentri, penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah, pengelupasan hati dan virus hepatitis

Deskripsi:
Penamaan pasak bumi (Eurycoma longifolia) memang cocok dengan bentuk dari akar tanaman ini yang mirip seperti kayu atau paku dari kayu yang menancap lurus ke bumi. Tanaman ini banyak ditemukan tumbuh di Kalimantan, Sumatra, dan Irian. Di Malaysia yang berbatasan dengan Kalimantan Utara, tanaman ini juga ditemukan dan lebih dikenal dengan nama tongkat Ali.
Tanaman ini dikenal sejak lama sebagai obat kuat laki-laki. Ini sebenarnya terkait dengan efek androgenik batang pasak bumi. Efek androgenik berarti efek dari peningkatan hormon androgen yaitu hormon yang berfungsi faal untuk pananda dan pengatur pada susunan syaraf pusat sehingga tercipta tingkah laku, sifat pubertas dan karakter seks.

Masyarakat secara turun- temurun mempercayai pasak bumi (Eurycoma longifolia) memiliki khasiat meningkatkan gairah seksual kaum pria. Masyarakat juga memanfaatkan pasak bumi sebagai tonikum bagi ibu-ibu yang baru melahirkan, pengobatan pembekakan kelenjar, demam, disentri. "Hasil penelitian ilmiah menunjukkan pasak bumi berkhasiat dalam disfungsi seks, antimalaria, dan sitotoksik (peracunan sel). Sedangkan penelitian pengaruh pasak bumi melindungi hati dari kerusakan belum banyak dilakukan," kata Mahasiswa S3 Program Studi Biologi Institut Pertanian Bogor (IPB, Ruqiah Ganda Putri Panjaitan saat menyampaikan tujuan penelitian disertasinya yang bertajuk ‘Pengujian Aktivitas Hepatoprotektor Akar Pasak Bumi (Eurycoma longifolia Jack), Kamis (9/1) di Kampus IPB Darmaga.

Sebanyak 12,5 kilogram akar pasak bumi kering dihabiskan Ruqiah dalam penelitiannya. Akar pasak bumi kering ini, selanjutnya dihaluskan menjadi bubuk dan diekstraksi dengan larutan metanol 50 persen. Dipartisi berulang-ulang dengan n-heksan, dipekatkan dengan vacuum rotavapor. Hasil partisi ini masih melalui proses beberapa tahapan lagi, hingga diperoleh ekstrak yang diharapkan.

Ekstrak tumbuhan asli Indonesia ini lalu diujicobakan pada tikus jantan Sprague Dawley umur 2-3 bulan. Sebelumya semua tikus percobaan diberi carbon tetraklorida dengan dosis 0,1; 1,0 dan 10,0 mililiter per kilogram. Carbon tetraklorida ini bersifat meracuni hati. Karbon tetraklorida ini mengakibatkan nekrosis (kerusakan sel) tikus.. Hewan percobaan dibagi tiga kelompok, tiap kelompok terdiri dari tiga ekor. Kelompok pertama, tikus yang diberi air suling. Kelompok kedua, tikus yang diberi Silybum marianum. Kelompok ketiga, tikus yang diberi ekstrak akar pasak bumi. Perlakuan tikus ini berlangsung selama 3 bulan.

Pemberian ekstrak akar pasak bumi dosis 500 miligram per kilogram berat badan tidak mengakibatkan perubahan kadar enzim hati - yakni enzim Aspartate Transaminase, enzim Alanin Aminotransferaz, dan Alkalenfosfataz -, protein total, bilirubin total, direk dan indurek. Gambaran ini menunjukkan secara kelseluruahn sel-sel hati tidak mengalami perubahan.
Dosis fraksi metanol air akar pasak bumi kemudian dinaikkan menjadi 1000 mililiter per kilogram berat badan. Pada dosis ini ekstrak akar pasak bumi menunjukkan aktivitas hepatoprotektor. Hal ini ditandai kadar enzim Aspartate Transaminase dan Alanin Aminotransferaz masih dalam kisaran normal. Selain itu, gambaran histopatologi (jaringan yang terpapar penyakit)-nya sebanding dengan pemberian silymarin.

Tumbuhan sudah diketahui benar berperan sebagai hepatoprotektor adalah Silybum marianum (Milk Thistle). Oleh karenanya, dalam penelitian Ruqiah, sebagai pembanding dipakai Silybum marianum. Tumbuhan ini dilaporkan mampu melindungi hati dari berbagai jenis racun, parasetamol, alkohol, carbon tetraklorida, D-galaktosamin, radiasi, penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah, pengelupasan hati dan virus hepatitis.

Penelitian Perempuan kelahiran tahun 1974 ini dibawah komisi pembimbing Prof. Wasmen Manalu, dan Dr.Ekowati Handharyani, Dr. Chairul. (ris)

Tidak ada komentar: